Blue Energy Indonesia




Heru Lelono (Ketua Tim Blue Energy) dan SBY bersama blue energy 25 November 2007 (presidensby.info)
Jakarta - Pakar teknik mesin UI Profesor Nakoela Soenarta meragukan bahan bakar blue energy temuan Joko Suprapto. Apa sebabnya? Karena ahli di Jepang saja yang telah mengadakan penelitian bertahun-tahun baru bisa menggunakan bahan bakar itu puluhan tahun ke depan.

"Kawan saya Profesor Watanabe di Jepang yang mengadakan penelitian. Ketika saya tanya kapan bahan bakar ini bisa digunakan untuk mobil, dia jawab kira-kira 30 tahun lagi," kata Nakoela saat berbincang dengan dengan detikcom lewat telepon, Minggu (25/5/2008) malam.

Guru besar UI ini menuturkan, alat yang digunakan oleh Profesor Watanabe itu
kecil seperti kompresor AC. "Dan sekarang masih terus diadakan penelitian," tambahnya.

Selain Watanabe, Profesor Furuhama melakukan penelitian serupa. "Dia hidrogennya beli di sana, kan ada perusahaan yang menjualnya. Yang dilakukan juga sama, air menjadi H2O2 dan H2 yang dipakai," tambah profesor senior berusia 83 tahun ini.

Profesor energik ini berpendapat, bahan bakar air (blue energy) temuan Joko apabila bisa digunakan, dalam hal ini air, bila dipanaskan akan menghasilkan uap air. Nah, hal ini tentu tidak bisa digunakan di Bogor atau pun Bandung.

"Kalau mobil pakai hidrogen dipakai di Bogor itu bisa berbahaya, karena yang dihasilkan adalah uap air. Karena Bogor memiliki kebasahan atau kelembaban, humanidity lebih dari 80 persen. Kalau ketambahan uap air akan lebih basah lagi. Nanti orang yang asma tidak bisa bernafas," bebernya.

Joko Suprapto selama ini diberitakan mengembangkan energi bahan bakar air di laboratoriumnya di Ngadiboyo. Teknologi ini prinsipnya menyediakan listrik yang murah untuk memproses air sebagai bahan bakar.

Cara kerjanya memecah molekul air menjadi H (+) dan O2 (-) dengan bantuan katalis-katalis dan proses tertentu sampai menjadi bahan bakar dengan jumlah ikatan karbon tertentu. Sehingga, blue energy bisa dijadikan bahan bakar alternatif pengganti solar, bensin, avtur, maupun minyak tanah. Yang luar biasa, air yang digunakan Joko adalah air laut yang melimpah ketersediaannya dan bukan air tanah yang langka.
(ndr/nrl)

sumber : http://www.detiknews.com/read/2008/05/26/074656/944895/10/peneliti-jepang-butuh-30-tahun-lagi-untuk-blue-energy

No response to “Blue Energy Indonesia”

Posting Komentar